“Pecahkan saja gelasnya..
Biar gaduh sampai mengaduh..”
Anak
muda mana yang tidak mengenal puisi diatas? Puisi yang terkutip pada film “Ada
Apa dengan Cinta?” Aseeek. Mendengar
judulnya saja, di ujung bibir para remaja sudah tercipta lengkungan berupa
senyum penuh arti, hati mereka sudah berdebar-debar mengingat setiap adegan
romantis antara si cantik Dian Sastro dengan seorang aktor ganteng pemeran
tokoh Rangga. Jadi, siapa yang mulai senyum-senyum salah tingkah diantara
kalian? Sebagian besar pasti mulai berfantasi liar mengingat kembali scene favorit masing-masing. Lantas,
jika saya bertanya dintara beribu-ribu episode kisah perjuangan para pahlawan
bangsa melawan penjajah hingga saat ini negara kita bias merdeka, bagian manakah
yang menjadi favorit kalian? Bagian mana diantara episode itu yang membuat
jantung kalian berdebar hebat? Atau penggalan mana yang membuat hati kalian
terenyuh? Mayoritas para remaja pasti akan menganga jika disodorkan pertanyaan
macam ini. Waduh, kalau keadaannya
seperti ini, bagaimana kalau kita ganti judul saja menjadi “Ada Apa dengan
Kita?”
Beginilah
kondisi kita sekarang, otak kita seakan memiliki kekuatan super untuk merekam
ulang setiap kejadian pada film-film favorit kita, mampu menghapal lirik
lagu-lagu asing hanya dengan satu kali mendengarkannya. Itu memang keahlian
yang hebat sih, tapi kita jangan
sampai lupa bahwa untuk menikmati film drama dan lagu pop kesayangan kita,
bangsa ini harus mengorbankan berjuta-juta insannya agar warna merah-putih bisa
mempertahankan eksistensinya diujung tiang tertinggi pada setiap hari Senin
kita sehingga kita, para penghuni Indonesia dapat mendeklarasikan diri sebagai
warga yang berdaulat, kita bisa menikmati indahnya hidup ini dengan tentram tanpa
adanya tekanan. Kalau memang seperti itu, kenapa kita seakan bersifat congkak
dan tidak menghargai kemerdekaan bangsa?
Mungkin
tidak ada diantara kita yang bersikap congkak dengan kemerdekaan negara kita
saat ini, sebenarnya kita hanya sedikit khilaf
dan lupa diri. Perlu bukti? Siapa diantara kita yang tidak marah jika budaya
atau pulau kita ‘dicuri’ negara lain? Pastinya setiap kepala yang berada di tanah
yang subur dan makmur, Indonesia ini, akan merelakan raganya demi membela tanah
air, lantas apa yang dilakukan oleh sang raga demi Indonesia kita ini? Kita
selalu menyuarakan suara kita “SAYA CINTA INDONESIA!!!” sampai ada brand baju
ternama khusus menjual baju bertema Indonesia dengan slogan andalannya “Damn! I Love Indonesia” namun apalah
arti sebuah ucapan tanpa adanya tindakan. Dan satu hal yang perlu ditanamkan
dalam hati adalah “Nasionalisme”. Faktanya, “Nasionalisme” hanya ibarat lipstick yang melekat pada bibir dan
akan hilang dalam waktu yang singkat. Padahal nasionalisme seharusnya diperlakukan
sebagai gula pemanis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika kehidupan
berbangsa dan bernegara diibaratkan sebagai kue cucuru’, apa mungkin kue tersebut masih akan terasa nikmat tanpa
adanya gula? Tentu tidak.
Bisa
kita perhatikan disetiap apel pagi, para siwa-siswi lebih memilih meneriakkan
lagu “Indonesia Raya” dengan ‘brutal’ dibanding menyanyikannya dengan hati,
mereka hanya tahu menyebut setiap liriknya tanpa memahami makna pada setiap
kata yang dituangkan pada lagu ‘sakral’ tersebut. Itu masih mending, adalagi
yang ketika lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan, mereka asyik menyanyikan gossip ter-hot di pagi hari. Aneh memang, seseorang yang makan, minum, dan
bernaung di negeri ini, tidak bisa menghargai negerinya sendiri meski hanya
secuil. Inilah yang saya maksudkan ‘Nasionalisme Raga’ tanpa ‘Nasionalisme
Jiwa’.
“Bagimu
negeri.. jiwa raga kami.” Semoga lagu ini bisa tetap direalisasikan oleh saya,
anda, kami, kalian, kita.
Sepertinya kita harus merombak ulang
mental cinta tanah air pada generasi muda saat ini. Wah,kedengarannya sangat berat. Jadi bagaimana kalau kita mulai
dari diri kita sendiri?
Maros, 18 Maret 2015
Atas nama anak bangsa, merdeka!
***
Haloo.. beberapa hari yang lalu Jawa ikut lomba artikel intra OSIS yang temanya Nasionalisme.. dan inilah hasilnya xD hehe
0 comments:
Post a Comment