Jurnalistik II #PorseniSmansa2014

by 3:59 AM 0 comments

Semangat Api Menjalar, eh Malah Menjalar Kemana-mana

            Smansa –- Keributan terjadi di arena petarungan Si Kulit Bundar Berwarna Jingga. Pertandingan antara XI MIPA 5 yang berhadapan dengan XI IIS 3 diselimuti bara api. Enam pemain yang bermain dalam satu lapangan memanas, namun sayangnya bukan semangat sportifitas atau semangat lomba yang mereka tampakkan melainkan semangat api yang berlumur dendam dan emosi. Dendam pribadi yang terjadi diantara mereka membuat sportifitas harus tertindas diatas egoisme. Begitulah yang dikatakan oleh pemain yang terlibat dalam adu emosional,  Muhammad Dirga Ramadhan,”Saya juga tidak tahu apa yang mereka pikirkan sehingga berbuat seperti ini, mungkin dia memiliki dendam pribadi pada saya, tapi apapun itu sungguh sangat disayangkan ketika sportifitas harus dinodai dengan ajang sok-sokan yang seakan menyombongkan kehebatan individual.” Koordinator Panitia Mata Lomba Basket ini juga mengungkapkan bahwa sebagai panitia ia sangat menyayangkan jika terjadi hal seperti ini, dari kacamata Panitia, ia menganggap bahwa hal ini mencerminkan bahwa kurangnya koordinasi sesama panitia, jika saja ada panitia yang melerai keduanya tragedi memalukan seperti ini tidak akan terjadi. Ia juga menambahkan bahwa ini sudah menjadi evaluasi bagi panitia yang kurang bisa mengendalikan suasana, terlebih ini menjadi tamparan keras bagi peserta yang tidak tahu menjaga suasana kondusif, juga tidak tahu menjunjung sportifitas. “Dengan kejadian ini, saya bisa berkata bahwa kesuksesan Porseni menurun dibanding hari kemarin.

            Ketika diwawancarai bagaimana perasaannya sebagai ‘korban’ Dirga menjawab dengan kepala dingin, “Yah, jujur saya sakit hati atas perlakuan tadi, namun bagaimanapun juga saya harus tetap meminta maaf, dan sayapun sudah memaafkan mereka. Semoga saja ini menjadi kejadian pertama dan terakhir. Sekalipun saya yang seakan menjadi ‘tumbal’ saya pikir tidak apa asal ini menjadi pelajaran bagi semua unsur yang terlibat dalam Porseni ini. Hujatan, cacian, makian, bahkan perbuatan yang tidak etis seperti meludahi saya semoga menjadi hikmah juga bagi saya agar tidak melangkah dengan salah tanpa saya sadari sehingga akan menimbulkan percikan emosi diantara kita. Kedepannya kejadian seperti ini mudah-mudahan tidak terjadi lagi, Insya Allah.
             Namun, dibalik bara api emosi, ada terselip kehangatan persahabatan, setiap pertandingan yang berjalan sengit ada  yang tidak sampai berujung perkelahian, mereka yang sepertinya bisa berpikir dewasa lebih memilih menyelamatkan persaudaraan mereka dibandingkan kemenangan berbalut kebencian. Mereka yang mampu berpikir jernih itulah yang menjadi cermin dari generasi muda yang patut memimpin bangsa kedepan.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 comments:

Post a Comment