Semangat Api Menjalar, eh Malah Menjalar Kemana-mana
Smansa –- Keributan terjadi di arena
petarungan Si Kulit Bundar Berwarna Jingga. Pertandingan antara XI MIPA 5 yang
berhadapan dengan XI IIS 3 diselimuti bara api. Enam pemain yang bermain dalam
satu lapangan memanas, namun sayangnya bukan semangat sportifitas atau semangat
lomba yang mereka tampakkan melainkan semangat api yang berlumur dendam dan
emosi. Dendam pribadi yang terjadi diantara mereka membuat sportifitas harus
tertindas diatas egoisme. Begitulah yang dikatakan oleh pemain yang terlibat
dalam adu emosional, Muhammad Dirga
Ramadhan,”Saya juga tidak tahu apa yang mereka pikirkan sehingga berbuat
seperti ini, mungkin dia memiliki dendam pribadi pada saya, tapi apapun itu
sungguh sangat disayangkan ketika sportifitas harus dinodai dengan ajang
sok-sokan yang seakan menyombongkan kehebatan individual.” Koordinator Panitia
Mata Lomba Basket ini juga mengungkapkan bahwa sebagai panitia ia sangat
menyayangkan jika terjadi hal seperti ini, dari kacamata Panitia, ia menganggap
bahwa hal ini mencerminkan bahwa kurangnya koordinasi sesama panitia, jika saja
ada panitia yang melerai keduanya tragedi memalukan seperti ini tidak akan
terjadi. Ia juga menambahkan bahwa ini sudah menjadi evaluasi bagi panitia yang
kurang bisa mengendalikan suasana, terlebih ini menjadi tamparan keras bagi
peserta yang tidak tahu menjaga suasana kondusif,
juga tidak tahu menjunjung sportifitas. “Dengan kejadian ini, saya bisa berkata
bahwa kesuksesan Porseni menurun dibanding hari kemarin.
Ketika diwawancarai bagaimana perasaannya sebagai
‘korban’ Dirga menjawab dengan kepala dingin, “Yah, jujur saya sakit hati atas
perlakuan tadi, namun bagaimanapun juga saya harus tetap meminta maaf, dan
sayapun sudah memaafkan mereka. Semoga saja ini menjadi kejadian pertama dan
terakhir. Sekalipun saya yang seakan menjadi ‘tumbal’ saya pikir tidak apa asal
ini menjadi pelajaran bagi semua unsur yang terlibat dalam Porseni ini.
Hujatan, cacian, makian, bahkan perbuatan yang tidak etis seperti meludahi saya
semoga menjadi hikmah juga bagi saya agar tidak melangkah dengan salah tanpa
saya sadari sehingga akan menimbulkan percikan emosi diantara kita. Kedepannya
kejadian seperti ini mudah-mudahan tidak terjadi lagi, Insya Allah.
Namun, dibalik bara api emosi, ada terselip kehangatan
persahabatan, setiap pertandingan yang berjalan sengit ada yang tidak sampai berujung perkelahian,
mereka yang sepertinya bisa berpikir dewasa lebih memilih menyelamatkan
persaudaraan mereka dibandingkan kemenangan berbalut kebencian. Mereka yang
mampu berpikir jernih itulah yang menjadi cermin dari generasi muda yang patut
memimpin bangsa kedepan.
0 comments:
Post a Comment