Kamis, 24 Maret 2016.
Di sebuah rumah sakit.

Aku gundah.
Aku marah.
Aku muak.
Aku takut.

Orang-orang ramai melintas, menyusuri koridor-koridor rumah sakit, serta lorong-lorong tempat dirawatnya orang bodoh yang membiarkan dirinya jatuh sakit. Aku tidak terlalu suka keramaian, lebih tak suka jika keramaian itu dibuat oleh manusia-manusia yang diselimuti kegundahan. Gundah kalau saja keluarga mereka kenapa-napa. Takut kalau mungkin saat ini akan menjadi saat terakhir mereka melihat sosok yang dicinta.

Aku marah.
Marah melehat mereka yang duduk di ruang tunggu, bercakap dan tersenyum dengan orang lain yang mengantri, mencoba menutupi gundah dan sedih mereka. Aku tahu, kalian khawatir.

Aku muak.
Muak dengan bau alkohol yang menyengat di hidung. Semakin kuhirup, semakin menusuk indra penciumanku. Namun tak sekedar itu, aroma obat-obatan juga ikut menusuk perasaanku. Setiap saat menghirup aroma tersebut, aku membayangkan wajah mereka yang terbaring lemah dan harus berkutat dengan pil pahit.

Aku takut.
Takut kalau saja aku akan menjadi salah satu diantara mereka yang sedang berbaring tak berdaya. Takut kalau ayah ibuku tak bisa tidur karena sedang harap-harap cemas melihat kondisiku. Tapi aku lebih takut jika ayah ibuku yang terbaring disana, entah apa yang akan kulakukan dengan keadaan seperti itu.

....

Untuk kamu, siapapun yang membaca ini.
Aku mohon, jangan sakit.

Jangan sakit, aku benci.

"Kicauan Gang Barbie dari SMP Negeri 6 Makassar"
 
Sudiang, 2 Desember 2015 -- "Kecil-kecil cabe rawit", mungkin zaman dahulu pepatah ini sangat populer dan sering diberikan untuk anak yang memiliki kelebihan dibandingkan anak lain pada umumnya. Namun lain dulu, lain sekarang. Apa jadinya jika dua belas anak perempuan dengan usia 11-14 tahun memiliki talenta luar biasa dalam hal menarikan tarian modern atau dance? Sebagian besar orang akan mengakui dan mengagumi talenta mereka, namun tidak sedikit juga yang akan menjudge mereka. Dan itulah yang dialami oleh tim dance dari SMP Negeri 6 Makassar. Menyuguhkan penampilan yang enerjik, kompak dan mewah menimbulkan bisik-bisik pro dan kontra dari bangku tribun penonton. “Penampilan mereka sangat luar biasa jika diukur dari umur mereka, sangat kompak dan begitu menyedot perhatian. Sayangnya, menurut saya pakaiannya kurang tertutup, bagus sih, namun agak kurang sesuai dengan mereka. Harusnya mereka bisa mengenakan pakaian yang cocok dengan anak seusia mereka. Tapi over all saya suka penampilan mereka, powerfull.” Ungkap Syahrul, salah satu penonton.
Ditemui setelah tampil, salah satu member dari Spensix Dancer menanggapi hal tersebut, “Pro dan kontra itu sudah biasa, telah banyak cibiran yang masuk ke telinga kami dan itu bukan suatu persoalan besar menurut kami, selama orang tua kami mendukung.” Tutur gadis tersebut. “Kami sudah SMP, kami sudah mengerti batasan-batasan, yang kami pikirkan sekarang, bagaimana caranya membuat sekolah kami bangga”.
Pepatah “Kecil-kecil cabe rawit” kini telah bergeser menjadi “Kecil-kecil cabe-cabean”. Dan menjawab plesetan dari pepatah tersebut, Spensix Dancer menjawab sambil tertawa kecil, “Ini semua kami lakukan untuk sekolah kami tercinta. Kami akan menjawab cibiran tersebut dengan senyum kemenangan.” Keduabelas siswi muda yang dirias cantik bak barbie ini bertekad akan menyerahkan jiwa dan raganya untuk hasil yang maksimal, mereka juga menjajikan hal spektakular pada penampilan mereka selanjutnya. (js.)
"Laut Merah Versus Laut Hitam"

    Sudiang—Setelah dibuka oleh penampilan dancer yang sangat menarik dan enerjik, kegiatan “Indosat Ooredo KeKeR Futsal League 2015” dilanjutkan dengan pertandingan perdana antara SMA Negeri 1 Sungguminasa melawan SMA Immim Putra dengan durasi dua kali dua puluh menit dan menghasilkan skor 4-1 kemenangan untuk tim dari SMA Negeri 1 Sungguminasa, namun bukan kemenangan skor saja yang didapatkan oleh tim ber­-jersey kuning ini. Setelah menang telak dari tim lawan, SMA Negeri 1 Sungguminasa juga mengecap manisnya buah solidaritas. Sejak pukul 13.00 WITA pasukan The Macz Man 159 memadati Gedung Olahraga (GOR) Sudiang, ratusan orang berkostum merah memadati lokasi, teriakan semangat dilontarkan pada tim kesayangan, dan tidak tanggung-tanggung teriakan tersebut beberapa kali mampu memecah konsentrasi tim lawan serta memompa semangat SMA Negeri 1 Sungguminasa.
    Ditemui di tribun penonton, Farhan, salah satu supporter setia SMA Negeri 1 Sungguminasa menceritakan dedikasi The Macz Man 159 dalam mendukung sekolahnya, “Awalnya pada tahun 2006 grup ini dibentuk untuk berkumpul sesama pecinta PSM, setiap pertemuan digunakan untuk berbincang mengenai klub sepakbola nasional dari Makassar, namun lama-kelamaan kami merasa perlu untuk turun ke lapangan menjadi supporter untuk tim sekolah kami.” Farhan juga menambahkan bahwa total anggota The Macz Man 159 ada lebih dari seribu orang.
    Tak mau kalah, Sang Kubu Hitam juga bersiap dengan yel-yel penyemangat untuk tim SMA Immim Putra, dengan pakaian serba hitam, mereka bersorak-sorai untuk mendukung para pemain yang tengah berjuang di dalam lapangan. Dua tribun yang berseberangan menjadi tempat beradu suara oleh kedua supporter, meski diakui Rahman bahwa kubu mereka kurang personil sehingga tidak semaksimal Kubu Laut Merah, “Kami Cuma beranggotakan sekitar 200 orang, kami sadar tidak akan sanggup meredam suara ‘mereka’ meski begitu kami tetap akan melakukan perlawanan, kemarin malam kami mengadakan latihan untuk para supporter dan saya percaya kami bisa membakar semangat teman-teman SMA Immim Putra yang sedang bertanding,” Meskipun terdengar sengit, namun Rahman mengelak bahwa akan timbul rasa benci diantara kedua kubu, “Kami berteriak bukan untuk menebar dendam, kami hanya ingin mendukung sekolah kami, saya rasa supporter yang lain juga seperti itu.” Tambahnya lagi.
    Namun baik Rahman dari Laut Hitam dan Rahmat dari Laut Merah mengakui memiliki ambisi yang sama, selain membantu para pemain dari masing-masing sekolah, mereka juga mengincar salah satu awards yang ada di event “Indosat Ooredo KeKeR Futsal League 2015” ini yaitu Best Supporter. (js)

Revolusi Mental untuk Generasi Muda

 



Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.

Yang terhormat Bapak Kepala SMAN 1 Maros
Yang Terhormat para Wakil Kepala SMAN 1 MAros
Yang terhormat Bapak/Ibu Guru
Dan yang saya banggakan rekan-rekan sekalian

Pertama-tama marilah kita senantiasa mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mengasihi kita dalam naungan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada manusia pilihan Allah, Nabi Muhammad SAW, sebaik-baik panutan di muka bumi ini. Selanjutnya saya ingin berterimakasih karena telah diberi kesempatan untuk berdiri dan menyalurkan isi hati dan pikiran saya mengenai revolusi mental untuk generasi muda.

Masa remaja memang merupakan masa yang sangat penuh dengan paradigma, bahkan Stanley Hall, psikolog hebat mendefinisikan bahwa masa muda adalah masa yang paling sulit, penuh gejolak dan tekanan. Dan karena hal itulah, para remaja cenderung menyukai perilaku yang mengundang resiko. Sebagai contoh nyata, remaja saat ini lebih patuh pada handphone dan televisi dibanding orangtuanya. Lebih memilih update status dulu sebelum makan ketimbang membaca doa sebelum makan. Lucunya lagi, remaja sekarang lebih suka mengobrol lewat facebook dan sebagainya hingga lupa bahwa media sosial yang sesungguhnya ialah bertemu dan berbincang langsung. Remaja saat ini bangga jika bolos sekolah, nongkrong tidak jelas, lalu pulang larut malam, padahal ada orang tua yang tak hentinya mencemaskan mereka di rumah. Minta uang ke orang tua, katanya untuk bayar SPP, eh tapi malah dipakai beli hotpants ala-ala selebriti masa kini. Giliran UN tiba, menghalalkan segala cara biar bisa dapat ijazah dengan nilai cantik, pas pengumuman lulus, corat-coret baju, konvoi di jalan raya, seakan-akan sudah sangat puas dan bangga dengan predikat "LULUS" yang tertera di papan pengumuman. Padahal, apa yang mau dibanggakan? Beginikah calon pemimpin untuk negeriku? Rasanya bangsa dengan akhlak mulia dan budi pekerti yang luhur kini tinggal 'mitos'.

Kawan..

Saat ini generasi muda - kita, sangat jauh dari apa yang diharapkan, karakter bangsa sudah luntur digilas waktu. Pondasi yang dibangun dengan kokoh kini diruntuhkan oleh anak bangsa sendiri. Bangsa yang santun, berbudi pekerti, ramah, dan selalu lekat dengan sistem gotong-royong seharusnya mampu membuat Indonesia menjadi bangsa yang arif. Namun jika generasi muda yang bobrok akan melahirkan pemimpin ahli korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja yang tidak baik, bobroknya birokrasi, hingga ketidaksiplinan. Jika sudah begitu, lantas mau dibawa kemana masa depan bangsa ini?

Karena hal itulah kita harus mengembalikan karakter warga negara ke apa yang menjadi keaslian kita, orisinalitas kita, identitas kita, ciri khas kita. Krisis moral yang menjangkit kalangan muda, harus diberantas habis-habisan. Mari mewujudkan masa "revolusi mental". Revolusi kesadaran, cara berpikir, dan bertindak sebagai bangsa yang besar, seperti apa yang sempat dipaparkan oleh Benny Suseptyo sang pemerhati sosial.

Sahabat se-generasiku..

Merevolusi mindset bangsa memang bukan suatu hal yang mudah, dan sasaran utama dari revolusi mental tentu adalah pemuda-pemudi yang memegang kendali, aku-kamu-kita semua, yang menjadi tiang penyangga NKRI. Biarkan generasi muda membanting stir dan kembali ke tujuan awal bangsa Indonesia untuk merdeka dengan sejati. Tumbuhkan kembali rasa cinta tanah air. Berganti arah dari sesuatu yang negatif menuju berbagai hal yang positif. Sadarkan kembali generasi kita, paksakan anak bangsa untuk mengenal seperti apa bangsa mereka sebenarnya.

Merekonstruksi ulang karakter bangsa perlu komitmen pemerintah yang kuat disertai kesadaran seluruh warga negara, Indonesia dapat berubah ke arah yang lebih baik. Revolusi mental bisa diwujudkan melalui pendidikan yang merata, serta penegakan hukum tanpa pandang bulu. Mari kita mulai sekarang juga. Kalau mengubah sejuta pemuda itu mustahil. Bagaimana dengan memulai dari diri kita sendiri?

Jadi,

Ayo ubah diri kita sendiri, ayo bersama-sama kita capai apa yang menjadi cita-cita bangsa selama ini. Dan jadilah generasi yang siap tempur dan mengepakkan sayap-sayapnya.

Itulah aspirasi yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga ada manfaatnya. Kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.



Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.





Copyright: Jawahirus Saniah ©2015

Untuk kalian, yang baru saja bergegas pergi menitipkan tongkat estafet perjuangan kalian pada kami, adik-adikmu..



 Di ask.fm ada yang nge-ask gini:
Dan pas saya coba reply tau-tau hurufnya melewati batas, walhasil saya tuangkan saja lewat blog ini.

So.. buat yang nge-ask. Ini dia jawabannya:

Diurutkan perkelas saja di'?(: jangki bosan baca nah.. mumpung lagi gak mager huehe

1. Permana Puspito Nindar
Berkesan karena rekan kerja pertama di bidang jurnalistik dan sudah membimbing selama lomba dan alhamdulillah dapat juara.
2. Ananda Ashari
Sudah kenal sebelum masuk SMA kebetulan atasan saya di forum anak:3 suka banget sama kakak ini karena multitalent juga humble, sepertinya saya jatuh cinta sama Kak Nanda pas sama-sama jadi utusan maros, dua tahun yg lalu huehe.
3. Ahmad Nur Syamsir
Fans-nya bejibun wkwk, mentor yang baik, kebetulan tetangga jiaha, sempat kerjasama pas lomba cerdas-cermat alhamdulillah sukses juga.
4. Muhammad Fadjrianto
Menginspirasi karena seperti apapun situasi masih tetap terlihat tenang, gaya kepemimpinannya keren, selain tenang, ia juga anggota PMR WIira Smansa, jadi selain pemimpin bergaya tenang juga punya hati nurani yang besar.
5. Suliman Syahrul
Tetanggayya (lagi-_-), good-listener, silanssungngang:v, good-advicer, kocak, semua na cerita.
6. Yovita Athalia Augusta
Kakak yang sudah membuat saya jatuh hati dengan news casting at my first sight<3 orangnya asik dan nyambung karena kita punya banyak kesamaan, masih inget banget pas hari pertama masuk EFC, dia nge-share pengalaman soal news cast dan sampai sekarang setiap dialognya masih saya hafal
7. St. Nurul Hasanah Salju
Kakak satu malam, pernah satu kamar pas lagi ada lomba, sifat ke-ibu-annya benar-benar berkesan.
8. Ira Anugerah Abbas
Sama-sama Ira, sama-sama suka nulis, sama-sama gaul #yakale haha, sering ceramah soal Karya Tulis Ilmiah haha, baeeeek (pake bangeettt), setiap ada info lomba-lomba pasti saya dikabari.
9. Muh. Ardiansyah Hamka
Tetanggaku (sekali lagi haha), menginspirasi di bidang keagamaan kali yak? orangnya juga asik, hidup perumnaaass! hahah
10. Farid Al Qadri
Ndatau kapan tepatnya saya baku kenal, anaknya-sahabatnya-bapakku, kadang dia ber-tanja seperti kakak yang bisa diandalkan, tapi bisa dijadikan musuh juga, rutin sekali mem-bully diriku everytime everywhere
11. Zakinah Rizky Rahman
Pendamping Tim EXO waktu MOS, meskipun orangnya kalem, saya tidak akan lupa bagaimana perjuangannya melatih yel-yel meski kelihatannya dia sendiri agak malu dan saat itu sedang masa haus-hausnya karena puasa. Bagaimanapun saya tidak akan lupa karena dia salah satu orang yang mewarnai awal hari-hariku saat mulai berseragam putih abu-abu
12. Al-Ulfha Musdaliva
Selalu ada saaat saya merasa linglung dengan urusan surat-menyurat, secara tidak langsung juga selalu menginspirasi karena prestasinya di bidang jurnalistik. Kata yang terakhir dibisikkan pada saya pas penamatan "Harusko ber-prestasi dek!" meski saat itu saya speechless karena terharu tapi dalam hati saya balas dengan kalimat "Yes, I will, I promise."
13. Ukhwani Ramadhani
Tempat menuangkan aspirasi, bertukar pikiran, dan saling berbagi pendapat kritis tentang berbagai hal, saya benar-benar-benar-benar tidak akan lupa bagaimana Kak Uun percaya sama saya untuk menggantikannya ikut lomba karya jurnalistik sambil terus meyakinkan saya bahwa saya pasti bisa.
14. Andi Annisa Cahyani Asri
Kakak yang punya cukup banyak 'alias', Kak Nisa alias Kak Cipit alias Kak Achi Sachi Edhogawa hehe. Meski gak akrab, orang ini sangat menginspirasi saya, bagaimana tidak, orangnya 'unik' sekali. Kalau image orang jenius selalu harus kutu buku dan cupu, Kak Cipit tetap dengan gayanya yang free and "whateva". Padahal prestasinya keren-keren tapi orangnya santai dan cuek-cuek saja.
15. Sakiatu Sahrah
Pembimbing dirjen pada saat MOS dan sampai detik-detik penamatan pun masih sempat menolong saya. Suara emasnya selalu berhasil membuat saya terbuai, lagi, lagi, dan lagi.
16. Tri Rahmat Rasid
First impression ya sudah pasti 'berwibawa'. Ingat banget pas sesi minta tanda tangan waktu MOS, saya beberapa kali salah menuliskan namanya dan saya diharuskan untuk mengantri kembali, DARI BELAKANG! Dan saat itu juga, seketika mood saya hancur total karena harus mengantri TIGA KALI

Tambahan, Kakanda-kakanda IKA Paskibra01 angkatannya Kak Iswan, sangat sangat sangat berarti, Kak Ija yang H-1 sebelum lomba minjemin saya sepatu PDH miliknya, tanpa sepatu sakral itu saya tidak tahu harus berbuat apa lagi. Kak Ita yang kalau melatih selalu tegas dan sedikit terbawa emosi (ampun kak ita calon tetanggaku), bagaimana mood Kak Halim yang bisa berubah seketika saat sedang melatih. Semua, semua bagian dari kalian akan selalu saya ingat.


Sebenarnya masih banyaaaaak sekali orang-orang angkatan 2015 yang menginspirasi dan berkesan, karena sebenarnya saya tipe orang yang betul-betul pay attention for every single act and words people give to me. Setiap nama-nama kalian disebutkan pada saat penyerahan piala di hari Senin, entah mengapa itu selalu saja menjadi bahan bakar yang ampuh untuk mengobarkan semangat saya. Bahkan saya juga begitu terinspirasi dengan sekelompok orang yang di-cap 'preman' tapi sebenarnya mereka berprestasi dan punya potensi, untuk grup-grup akustik Smansa yang penampilan mereka selalu kunanti di tiap acara, juga sekelompok orang yang cantiknya diatas rata-rata yang juga pasti menginspirasi, tapi kalau harus disuruh menuliskan satu-satu mungkin saja saya akan menerbitkan sebuah Novel bertajuk tentang ATLAS huaha.

Mungkin itu saja dari saya, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan :)

Untuk kakak-kakak ATLAS:
Saya tahu perpisahan itu benar-benar tidak mengenakkan.
But it wasn't sad ending but not happy ending either. And remember that there is a "good" in every goodbye


 hattaphotography.wordpress.com



“Pecahkan saja gelasnya..
Biar gaduh sampai mengaduh..”

Anak muda mana yang tidak mengenal puisi diatas? Puisi yang terkutip pada film “Ada Apa dengan Cinta?” Aseeek. Mendengar judulnya saja, di ujung bibir para remaja sudah tercipta lengkungan berupa senyum penuh arti, hati mereka sudah berdebar-debar mengingat setiap adegan romantis antara si cantik Dian Sastro dengan seorang aktor ganteng pemeran tokoh Rangga. Jadi, siapa yang mulai senyum-senyum salah tingkah diantara kalian? Sebagian besar pasti mulai berfantasi liar mengingat kembali scene favorit masing-masing. Lantas, jika saya bertanya dintara beribu-ribu episode kisah perjuangan para pahlawan bangsa melawan penjajah hingga saat ini negara kita bias merdeka, bagian manakah yang menjadi favorit kalian? Bagian mana diantara episode itu yang membuat jantung kalian berdebar hebat? Atau penggalan mana yang membuat hati kalian terenyuh? Mayoritas para remaja pasti akan menganga jika disodorkan pertanyaan macam ini. Waduh, kalau keadaannya seperti ini, bagaimana kalau kita ganti judul saja menjadi “Ada Apa dengan Kita?”
Beginilah kondisi kita sekarang, otak kita seakan memiliki kekuatan super untuk merekam ulang setiap kejadian pada film-film favorit kita, mampu menghapal lirik lagu-lagu asing hanya dengan satu kali mendengarkannya. Itu memang keahlian yang hebat sih, tapi kita jangan sampai lupa bahwa untuk menikmati film drama dan lagu pop kesayangan kita, bangsa ini harus mengorbankan berjuta-juta insannya agar warna merah-putih bisa mempertahankan eksistensinya diujung tiang tertinggi pada setiap hari Senin kita sehingga kita, para penghuni Indonesia dapat mendeklarasikan diri sebagai warga yang berdaulat, kita bisa menikmati indahnya hidup ini dengan tentram tanpa adanya tekanan. Kalau memang seperti itu, kenapa kita seakan bersifat congkak dan tidak menghargai kemerdekaan bangsa?
Mungkin tidak ada diantara kita yang bersikap congkak dengan kemerdekaan negara kita saat ini, sebenarnya kita hanya sedikit khilaf dan lupa diri. Perlu bukti? Siapa diantara kita yang tidak marah jika budaya atau pulau kita ‘dicuri’ negara lain? Pastinya setiap kepala yang berada di tanah yang subur dan makmur, Indonesia ini, akan merelakan raganya demi membela tanah air, lantas apa yang dilakukan oleh sang raga demi Indonesia kita ini? Kita selalu menyuarakan suara kita “SAYA CINTA INDONESIA!!!” sampai ada brand baju ternama khusus menjual baju bertema Indonesia dengan slogan andalannya “Damn! I Love Indonesia” namun apalah arti sebuah ucapan tanpa adanya tindakan. Dan satu hal yang perlu ditanamkan dalam hati adalah “Nasionalisme”. Faktanya, “Nasionalisme” hanya ibarat lipstick yang melekat pada bibir dan akan hilang dalam waktu yang singkat. Padahal nasionalisme seharusnya diperlakukan sebagai gula pemanis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika kehidupan berbangsa dan bernegara diibaratkan sebagai kue cucuru’, apa mungkin kue tersebut masih akan terasa nikmat tanpa adanya gula? Tentu tidak.
Bisa kita perhatikan disetiap apel pagi, para siwa-siswi lebih memilih meneriakkan lagu “Indonesia Raya” dengan ‘brutal’ dibanding menyanyikannya dengan hati, mereka hanya tahu menyebut setiap liriknya tanpa memahami makna pada setiap kata yang dituangkan pada lagu ‘sakral’ tersebut. Itu masih mending, adalagi yang ketika lagu “Indonesia Raya” dinyanyikan, mereka asyik menyanyikan gossip ter-hot­ di pagi hari. Aneh memang, seseorang yang makan, minum, dan bernaung di negeri ini, tidak bisa menghargai negerinya sendiri meski hanya secuil. Inilah yang saya maksudkan ‘Nasionalisme Raga’ tanpa ‘Nasionalisme Jiwa’.
“Bagimu negeri.. jiwa raga kami.” Semoga lagu ini bisa tetap direalisasikan oleh saya, anda, kami, kalian, kita.
            Sepertinya kita harus merombak ulang mental cinta tanah air pada generasi muda saat ini. Wah,kedengarannya sangat berat. Jadi bagaimana kalau kita mulai dari diri kita sendiri?

Maros, 18 Maret 2015
Atas nama anak bangsa, merdeka!


***


Haloo.. beberapa hari yang lalu Jawa ikut lomba artikel intra OSIS yang temanya Nasionalisme.. dan inilah hasilnya xD hehe




Informasi Pada Buku:

Judul               : Kajang, pecinta kebersamaan dan pelestari alam
Pengarang       : Juma Darmapoetra
Penerbit           : Arus Timur, 2014
ISBN               : 6029057685, 9786029057683
Tebal               : 82 halaman


Pokok-pokok Informasi:

·         Andingingi, sebuah ritual mendinginkan alam dari Kajang.
·         Penyebab ritual.
·         Manfaat ritual.
·         Tata cara ritual.

            Rangkuman:

Suku Kajang yang terletak di daerah terpencil Makassar, Sulawesi Selatan adalah salah satu dari ribuan suku unik yang dimiliki Indonesia, namun satu hal yang menjadi ciri khas suku ini ialah mereka mempunyai prinsip sebagai pecinta kebersamaan, pelestari alam. Hal tersebut dicerminkan oleh adanya ritual ‘andingingngi’, ritual mendinginkan alam.
Ritual ‘andinginngi’ dimaksudkan untuk melestarikan budaya terima kasih pada alam semesta, istilahnya ini merupakan simbol simbiosis mutualisme antar manusia dan alamnya, harapannya agar alam kembali segar, senang, dan segan untuk selalu menaungi kita, serta mensejahterakan kita, begitu kata mereka. Menurut para ahli hal ini disebut juga fenomena kosmologi.
Sembari mereka melakukan ritual, mereka berharap doa mereka akan sampai ke langit, juga sebagai perekat persaudaraan diantara mereka dan tentu hal ini merupakan cara mereka berteman dengan alam. Doa mereka biasanya meliputi doa untuk bumi beserta isinya, dan alam gaib. Ketika alam sudah kembali dingin, menurut mereka alam akan kembali bersedia menyuguhkan apa yang tersedia darinya.
Meskipun ritual ini merupakan ritual mendinginkan alam, tetap saja yang namanya ritual pastilah sakral. Dalam menjalankan ritual ini, mereka mengenakan pakaian serba hitam, seperti pada hari lainnya. Mengapa? Karena hitam adalah lambang kesederhanaan. Di awal ritual, para penduduk suku kajang berbaris di depan rumah tempat ritual itu dilaksanakan. Ritual ini lengkap dirangkaikan dengan makan bersama, masing-masing orang harus membawa makanan dari rumah sendiri dan saling berbagi. Seluruh rangkaian ritual dipimpin oleh seorang pemangku adat yang diberi gelar ‘Ammattoa’, berbicara tentang ‘Ammattoa’, ‘Ammattoa’ ini tidak diperkenankan untuk diliput, diambil gambarnya, ataupun hanya sekedar merekam suaranya. Karena jika ada orang yang nekat melakukan itu, konon katanya ia akan mendapat bencana setelahnya.






Semoga postingan diatas dapat membantu :)